Dilema Penyebaran Islam Radikal ke Indonesia
 |
| Detiktop - Dilema Penyebaran Islam Radikal ke Indonesia |
Detiktop - Yang kita ketahui saudara-saudara penyebaran pemahaman Islam Radikal dijaman seperti ini bertamabah sedemikian pesatnya.
Hal ini pun dibenarkan oleh KH.Imam Ghazali cendekiawan muslim yang banyak mengamati perkembangan Isla Radikal yang menurutnya penting untuk dipublikasikan kepublik.Karena sampai saat ini Nahdlatul Ulama sebagai organisasi mendapat terus serangan bertubi-tubi dari kelompok Islam Radikal baik dari golongan wahabi maupun yang bereaksi dari kalangan transnasional.
Sebenarnya kelompok paling besar Islam Radikal adalah Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Ismailiah,Mesir.Organisasi ini berdiri pada tahun 1928 ,Dua tahun setelah NU yang beridi pada tahun 1926.Pendiri Ikhwanul Muslimin Syaikh Hasan Al-Banna.
Awal mulanya berdirinya Islam radikal ini sudah menimbulkan kontroversi dari kaum Ulama NU di Mesir,Karena pemikiran Syaikh Hasan Al-Banna ini moderta dengan berusaha mengakomodadi kelompok salafy yang wahabi untuk merangkul hampir semua kelompok traditional yang mungkin prilaku keagamaannya sepaham dengan NU.Bukan hanya itu mereka juga menarik massa dari Muhammad Abduh.
Dengan resmo Syaikh Al-Banna menyatakan bahwa Ikhwanul muslimin itu harkah islamiyah,sunniyah,salafiyah,jadi diakomodasi semua ,Sehingga menjadi besar.Dalam ikhwanul Muslimin ada lembaga bernama Tandhimul Jihad yang sangat membahayakan yaitu institusi jihad dalam struktur ikhwanul muslimin menjadi ditakuti pergerakannya karena mengandung nilai kemiliteran.Para militer atau milisi ini sangat menarik kelompok-kelompok sekuler yang ingin belajar tentang disiplin militer.Nasser dan sadat juga belajar pada tandhimul jihad ini.
Nah awal mula masuk dan berkembangnya Islam Radikal adalah melalui mahasiswa yang belajar di Mesir,Pola ikhwan dikebangkan dengan pola salafy dan pola hizbut Tahrir dikembangkan.Tapi antara Ikhwan,Salafy,dan Hizbut Tahrir secara ideologi bertemu menemukan kesamaan.Mereka sama-sama ingin menerapkan formalisasi syariat Islam.Hanya bedanya kalau Salafy lebih pada tata cara peribadatan atau dalam terjemahan lain mengislamkan orang islam,karena dianggap belum Islam.Dan target utama mereka adalah NU karena dianggap sarang bi'ah.
Sedangkan kaum Ikhwanul Muslimin menjadikan NU sebagai target ,Mereka bergerak melalui mahasiswanya yang dinamakan usrah.Usrah ini minimal 7 orang dan maksimal 10 orang.Ini ada amirnya yang mempertanggung jawabkan terhadap nasib kelompoknya,Mereka tidak hany bergerak dibidang politik tapi juga banyak bidang lainnya.Kelompok inilah yang kemudia menamakan diri Tarbiyah yang bermarkas dikampus-kampus seperti Unesa.Kelompok Tabiryah lah yang menjadi cikal bakal PKS (Partai Keadilan Sejahtera.)
Ada juga ideologi aliran Khilafah Islamiyah yang banyak diterapkan oleh kaum Hizbut Tahrir yang berusaha bersatu dengan Salafy dan Ikhwanul Muslimin dalam soal formalisasi syariat.Tetapi dari segi sistemnya khilafahnya tidak dapat bertemu,Sebab Khalifah Islamiyah dianggap Utopia.
Sampai saat ini ideologi inilah yang dianggap NU khususnya di Indonesia sebagai pergerakan Islam yang tidak sehat,Karena dianggap tidak sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad yang mengharuskan muslim santun dalam menyebarkan Islam bukan dengan pedang dan pemaksaan,Kecuali Muslimin dizalimi dan diambil hak beragamanya oleh pihak lain.
Tapi dalam ideologi Khilafah selalu mengatas namakan jihat untuk berbuat kekerasan terhadap umat beragama lain terutama pada agama kristiani yang mereka anggap sebagai musuh dari agama Islam.
Inilah yang ditakuti para ulama di Indonesia yang terjadi akibat pemahaman Islam yang menyimpang oleh para Wahabi yang selalu mengedepankan pemahaman jihad yang tidak semestinya.Maka itu sampai jaman sekarang cukup terjadi banyak perpercahan umat Islam diseluruh dunia,Khususnya di negara mayoritas muslim seperti Indonesia,Malaysia,Arab dan Mesir.
