 |
| Micro Lazzari |
Dengan hanya ada empat balapan tersisa di musim ini, Marquez unggul cukup jauh atas pesaing-pesaingnya. Rider 23 tahun asal Spanyol itu memimpin 52 poin di depan Valentino Rossi dan terpaut 66 angka dari Jorge Lorenzo.
Dengan kondisi seperti itu, Marquez punya peluang untuk mengunci gelar juara dunia pada MotoGP Jepang yang dilangsungkan di Sirkuit Twin Rig Motegi pada 16 Oktober mendatang. Bisakah Marquez melakukannya?
Kans untuk itu terjadi tentunya terbuka, namun peluangnya terbilang kecil. Untuk bisa merebut titel juara dunia MotoGP untuk kali ketiga Marquez harus mengumpulkan 24 poin lebih banyak dibanding Rossi dan mendapat 10 poin lebih banyak dibanding Lorenzo pada balapan tersebut.
Itu artinya Marquez harus jadi juara dan The Doctor finis di posisi 15 atau lebih rendah lagi. Sementara Lorenzo harus menuntaskan balapan di luar podium.
Meski tampil luar biasa baik sejak melakukan debut di kelas MotoGP (dengan total meraih 28 kemenangan dari 54 balapan), Marquez tidaklah sempurna. Sirkuit Motegi menunjukkan ketidaksempurnaan Marquez karena dia belum sekalipun memenangi balapan di sana pada kelas premier. Satu sirkuit lain yang belum ditundukkan Marquez adalah Red Bull Ring di Austria.
Dua balapan pertama (2013 dan 2014) dia di Jepang usai naik kelas MotoGP berakhir dengan finis di urutan kedua. Sementara musim lalu Marquez terlempar dari podium dan hanya bisa menuntaskan race di posisi empat.
Meski tidak pernah menang pada kelas MotoGP, Motegi menjadi salah satu sirkuit bersejarah buat Marquez. Dia merengkuh gelar juara dunia musim 2014 di trek yang merupakan kandang Honda itu.
Upaya Marquez mengunci gelar juara di Motegi makin sulit karena pebalap-pebalap lain punya rekor yang cukup oke di sana. Di kelas MotoGP, Lorenzo jadi juara di musim 2009, 2013, dan 2014.
Sementara Pedrosa meraih tiga kemenangan dalam lima balapan terakhir di sirkuit tersebut. Cuma Rossi yang punya statistik buruk, karena dia belum pernah lagi menang di Motegi sejak yang terakhir di tahun 2008.
